Photobucket

Tuesday, April 28, 2009

Sembilan Tim Sukses SBY

Posted by AnJeLaNeT Palangkaraya at Tuesday, April 28, 2009 0 comments

Sukses Partai Demokrat milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pemilu Legislatif 2009 tak lepas dari kerja keras sederet tim sukses. Setidaknya ada sembilan tim sukses berdiri di belakang SBY. Tim ini pula yang akan berjuang agar SBY kembali memenangi pilpres tahun ini.
l. Tim Echo: Mengadopsi fungsi teritorial di militer untuk mendongkrak suara Partai Demokrat di daerah. Tim ini ramping, hanya satu pemimpin di kabupaten/kota. Mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Djoko Suyanto jadi punggawanya.
2. Gerakan Pro-SBY: Dideklarasikan Selasa pekan lalu. Ketua Umum GPS Suratto Siswodihardjo. Mantan Kapolri Sutanto, mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno, Menkes Siti Fadilah Supari, Menhut MS Kaban, mantan Kasum TNI Letjen (Purn) Suyono, dan mantan Kaster TNI Letjen (Purn) Agus Wijoyo jadi penasihat.

3. Tim Sekoci: Penyokong Partai Demokrat menggapai perolehan suara mencapai 20 persen. Tim ini mendata tokoh masyarakat, pengusaha, tokoh agama, tokoh perempuan, petani, dan nelayan. Diketuai Komisaris Utama PT Indosat Soeprapto dan Irvan Edison.
4. Tim Delta: Mengurusi semua perlengkapan kampanye. Dikomandoi mantan Asisten Logistik Panglima TNI Mayjen (Purn) Abikusno.
5. Tim Romeo: Menjalin komunikasi dengan rakyat. Segala kebijakan SBY yang dianggap berhasil disosialisasikan kelompok yang dipimpin Mayjen (Purn) Sardan Marbun. Tim juga mengurus PO BOX 9949 dan SMS 9949.
6. Tim Foxtrot: Konsultan politik Partai Demokrat. Lebih dikenal dengan Bravo Media Center dengan pengasuh utama Choel Mallarangeng yang juga Direktur Utama Fox Indonesia.
7. Barisan Indonesia: Barindo adalah organisasi masyarakat diprakarsai Letjen TNI M Yasin. Akbar Tandjung ikut sebagai Ketua Dewan Pembina.
8. Jaringan Nusantara: Dikelola sejumlah aktivis mahasiswa dan mantan aktivis mahasiswa, seperti Andi Arief, Harry Sebayang, dan Aam Sapulete.
9. Yayasan Dzikir SBY Nurussalam: Dibina mantan Sekretaris Pribadi Presiden Kurdi Mustofa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, juga Habib Abdul Rahman M al-Habsyi.
To Continue Read, Click Here...

KPU Siap Ladeni Hak Angket DPR

Posted by AnJeLaNeT Palangkaraya at Tuesday, April 28, 2009 0 comments

Komisi Pemilihan Umum (KPU) siap meladeni Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang berencana menggunakan hak angket terkait kisruh daftar pemilih tetap (DPT). Anggota KPU I Gusti Putu Artha mengatakan, KPU akan menghormati jika DPR RI menilai KPU bertanggung jawab menggunakan haknya untuk menyelenggarakan penyelidikan dalam persoalan DPT.
"Kami sebagai lembaga penyelenggara pemilu, yang jelas menghormati langkah-langkah yang diambil lembaga lain," ujar Putu di sela-sela rekapitulasi manual penghitungan perolehan suara di Hotel Borobudur, Selasa (28/4).
Namun, jika tindak lanjut hak angket memaksa anggota KPU untuk mundur sehingga mengganggu jalannya tahapan pemilu legislatif dan presiden, maka Putu mengaku keberatan. "Kalau mau diberhentikan sekarang ya enggak bisalah," lanjut Putu.

Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nur Hidayat Sardini juga mengaku siap jika DPR RI menggunakan hak angketnya terhadap Bawaslu terkait persoalan yang sama. Alasannya, Bawaslu merupakan lembaga yang juga secara resmi dibentuk oleh undang-undang dan diawasi oleh DPR RI.
"Saya kira kami tidak boleh pada posisi untuk menolak," tutur Nur Hidayat. Ia melihat bahwa upaya DPR untuk menelusuri kebenaran dari karut-marut DPT merupakan upaya yang paralel dengan tugas Bawaslu dalam mengawasi tahapan pemilu.
"Dari Bawaslu sendiri tidak bersikap tidak mendukung atau mendukung atau apa pun. Tapi itu hak DPR dan apa yang kemudian dilakukan oleh DPR adalah barangkali paralel dengan apa yang selama ini kami lakukan," tandas Nur Hidayat.
Kemarin, sekitar 22 anggota DPR RI dari enam fraksi, di antaranya PDI-P, Golkar, dan PPP, mengajukan hak angket terkait persoalan DPT. Mereka menilai DPT memiliki banyak kelemahan karena pemutakhiran data yang tidak cermat sehingga memasung hak politik sejumlah warga negara.
To Continue Read, Click Here...

Golkar dan PDI-P Bentuk Koalisi Jumbo Imbangi SBY

Posted by AnJeLaNeT Palangkaraya at Tuesday, April 28, 2009 0 comments

Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berencana membentuk koalisi besar yang terdiri dari Partai Golkar, PDI-P, Hanura, Gerindra, PAN, dan PPP menghadapi Pemilu Presiden 2009. Para ketua umum partai besar dan menengah tersebut akan berkumpul, Rabu (29/4), guna membicarakan hal tersebut.
"Koalisi ini bertujuan membangun pemerintah yang kuat dan stabil," ujar Sekretaris Jenderal Golkar Sumarsono, Selasa (28/4) di Hotel Nikko, seusai melakukan pertemuan dengan tim PDI-P.
Sementara itu, Sekjen PDI-P Pramono Anung mengatakan, koalisi jumbo tersebut membutuhkan kebesaran hati dari para pucuk pimpinan partai peserta pilpres tersebut untuk duduk bersama dan menyatukan visi. "Karena saat ini kita sudah pada fase pengambilan keputusan," ujar Pramono.
Namun, Pramono mengatakan, dirinya optimistis para pertemuan para ketua umum tersebut akan berhasil menyepakati satu nama yang dijagokan sebagai calon presiden dari koalisi jumbo tersebut. "Nama akan muncul dalam satu hingga dua hari," ujarnya. To Continue Read, Click Here...

Penjelasan Pers Presiden RI pada Acara Silaturahmi dengan Wartawan Istana di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor

Posted by AnJeLaNeT Palangkaraya at Tuesday, April 28, 2009 0 comments

Penjelasan Pers Presiden RI
pada Acara Silaturahmi dengan Wartawan Istana
di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor
19 April 2009


Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Bismillahirrahmanirrahim,

Salam sejahtera untuk kita semua.

Para wartawan yang saya cintai, alhamdulilah, kita dapat bersilaturrahim kembali dan memenuhi permintaan saudara agar lebih sering dilakukan pertemuan atau jumpa pers antara presiden dengan para wartawan, khususnya wartawan istana. Alhamdulillah, akhir akhir ini telah dapat kita lakukan.
Sepuluh hari yang lalu, kita baru saja melaksanakan pemungutan suara. Pemilihan Umum legislative. Meskipun baru 10 hari , rasanya seperti sudah 3 bulan, karena barangkali saudara tidak sabar koalisinya seperti apa nanti, siapa Cawapresnya SBY, siapa Cawapresnya Ibu Megawati, Cawapresnya Pak Jusuf Kalla kalau beliau maju sendiri, atau Capres - capres yang lain. Karena sampai sekarang kita juga belum tahu berapa pasang nanti yang akan maju sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilihan presiden, Insya Allah pada bulan Juli mendatang.
Saya sengaja menyampaikan penjelasan atau kita melaksanakan jumpa pers di Cikeas ini karena rasanya lebih leluasa saya, untuk menjawab pertanyaan saudara, manakala pertanyaan atau jawaban yang diberikan berkaitan dengan permasalahan politik. Terutama dalam kapasitas saya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Meskipun dimanapun Saya tetap Presiden, apakah saya sedang berolahraga, apakah sedang minum kopi di warung kopi, tetap saja saya mengemban amanah sebagai presiden. Tapi rasanya lebih nyaman kalau saya berada di pendopo ini untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan saudara yang berkaitan dengan isu-isu politik praktis.
Sebagaimana biasanya, saya melewati saudara Andi Mallarangeng, menanyakan isu apa yang sedang ”in” di kalangan para wartawan. Saya sudah punya sejumlah isu yang saudara angkat di sini. Meskipun saya juga tentu memiliki topik-topik penting yang hendak saya sampaikan pada kesempatan ini. Apakah merespon perkembangan yang ada di negeri kita, maupun juga menanggapi berbagai isu pada tingkat dunia.
Oleh karena itu apa yang saya sampaikan ini adalah paduan dari pertanyaan-pertanyaan saudara, yang nanti akan saya sampaikan melalui jawaban saya, maupun isu – isu aktual yang mesti saya respon.

Saudara – saudara,
Saya ingin terlebih dahulu menyampaikan posisi dan pandangan saya yang berkaitan dengan isu-isu global.
Pertama, ini juga ditanyakan oleh saudara meskipun dalam formulasi bahasa yang lain menyangkut dampak resesi perekonomian global dewasa ini. Seperti apa prospeknya? Bagaimana langkah-langkah dunia untuk melakukan pemulihan ekonomi? Dan apa pula dampaknya bagi perekonomian nasional sekarang ini termasuk yang berkaitan dengan pemilihan presiden yang akan datang.

Saudara – saudara,
Saya sudah menyampaikan di berbagai kesempatan bahwa dunia dan Indonesia berada di dalamnya, sedang bersama – sama, bekerja sama untuk mengatasi krisis perekonomian global dewasa ini. Sebagian mengatakan, Insya Allah tahun depan krisis bisa dipulihkan dan tanda - tanda untuk pemulihan ekonomi akan terjadi pada tahun 2011. Indikasi untuk itu ada. Namun sebagian lagi, masih agak pesimis apakah benar - benar tahun depan krisis global akan berakhir dan kemudian perekonomian dunia tumbuh kembali.
Bagi Indonesia yang penting kita melakukan apa saja yang dapat kita lakukan sekarang ini baik secara nasional, regional maupun global. Di sidang kabinet paripurna beberapa hari yang lalu, saya juga menginstruksikan kepada para menteri dan seluruh anggota kabinet termasuk para gubernur, yang saya komunikasikan melalui media yang lain, untuk terus mengelola permasalahan perekonomian kita. Untuk terus menjalankan tugas-tugas yang saya sebut dengan counter cyclical policy, untuk menyukseskan program stimulus yang kita lakukan. Oleh karena itu saya tetap optimis, kita bisa mengelola perekonomian ini, meskipun sudah saya katakan dampaknya, ada dampaknya memang, kita rasakan ada sejumlah penurunan dari indikator perekonomian kita. Tetapi laporan yang saya terima dan saya ikuti pula secara terus menerus. Pada kwartal pertama ini, Alhamdulillah, ekonomi kita tetap tumbuh positif dan jauh lebih baik dibandingkan ramalan - ramalan yang lebih buruk yang dilakukan oleh lembaga yang lain.
Ada yang menanyakan kepada saya, apakah saya tidak takut karena justru dampak dari resesi global ini mulai dirasakan Indonesia justru pada saat pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan. Saya katakan, apapun harus saya jalankan tugas saya, saya yakin rakyat kita juga tahu, tentang ada krisis global yang Indonesia juga berdampak dan bagaimanapun, kami akan terus lakukan upaya untuk mengelola perekonomian kita. Segalanya saya serahkan kepada rakyat, karena rakyatlah yang akan menilai apa yang dilakukan pemerintah dewasa ini dan kalau menyangkut pemilihan presiden, sekali lagi, baiknya semuanya kita serahkan kepada rakyat.
Ditanyakan juga, minggu lalu, saham dan nilai tukar Rupiah kita menguat, 5 hari berturut-turut menguat. Saya pahami bahwa memang ada penguatan pada tingkat region, tetapi penguatan kita jauh lebih baik dibandingkan negara – negara lain, negara – negara tetangga. Ada yang mengatakan respons positif terhadap pemilihan umum yang berlangsung sekarang ini. Mudah – mudahan, semuanya itu benar dan tentu harapan kita, apapun alasannya, ingin katakanlah, rupiah kita, menguat kembali dan kemudian juga saham kita juga menjadi lebih kuat. Stabilitas nilai tukar juga, sisi penting dari makro ekonomi kita.

Saudara – saudara,
Yang kedua, masih isu global, berkaitan dengan yang kita ikuti, hari-hari ini, haluan politik luar negeri baru, Amerika Serikat, Presiden Amerika Serikat berada di Trinidad sekarang ini. Dan dalam statement, beliau ingin melakukan pendekatan baru kepada Kuba dan kepada Amerika Latin. Saya juga mendengar respon dari sahabat saya, Presiden Kuba Raul Castro yang juga menyambut baik untuk re approachment antara Kuba dan Amerika Serikat dan juga tanggapan dari para pemimpin dunia di Amerika Latin.
Sebagai salah satu pemimpin gerakan negara nonblok, pemimpin negara berkembang, saya juga menyambut baik terhadap angin segar terhadap kemungkinan dilakukannya pembicaraan - pembicaraan menuju ke sebuah suasaa yang baik di Amerika latin, khususnya hubungan bilateral amerika serikat dan kuba.
Saya menyambut benar pendekatan seperti itu, karena kita ingin dunia kita ini menjadi lebih aman, damai dan lebih sejahtera. Tentunya konflik sebaiknya bisa kita selesaikan secara damai, dan dengan cara baik dan setiap persahabatan yang terbangun di tingkat dunia ini, oleh bangsa – bangsa manapun, Indonesia sesuai dengan konstitusi kita, selalu menyambut baik. Dan mudah - mudahan pendekatan - pendekatan semacam itu, sebagaimana pula yang saya sampaikan kepada Hillary Clinton, kepada Presiden Obama juga, Indonesia mendukung, menyambut baik pendekatan baru Amerika Serikat kepada dunia, bukan hanya kepada Kuba tetapi juga kepada Asia, Asia Tenggara, Iran, Timur Tengah dan sebagainya.
Yang ketiga, saya diminta pendapat dengan gagalnya ASEAN plus 3 Summit kemarin di Thailand, apa langkah – langkah ke depan? Saya sudah menulis surat kepada Perdana Menteri Thailand Abhisit, yang intinya tentu dengan tidak jadi dilakukannya pertemuan puncak kemarin di Thailand, saya berharap keadaan dalam negeri Thailand bisa segera distabilkan, diatasi. Saya mendukung setiap upaya Thailand untuk mengelola persoalan dalam negerinya dengan sebaik-baiknya. Dan yang penting, pertemuan puncak ASEAN plus 3 ini bisa segera dilakukan untuk kepentingan semua. Saya juga menyampaikan kepada Perdana Menteri Thailand agar pada tingkat ASEAN, melalui Menteri Luar Negeri masing – masing pada tingkat Sekjen, itu juga bisa saling berkomunikasi. Karena menyangkut tanggal, waktu, tempat dan sebagainya sebaiknya, Thailand juga berkonsultasi dengan negara – negara ASEAN maupun Plus 3, dengan demikian, andai kata, pada saatnya nanti pertemuan puncak itu diselenggarakan kembali, semuanya sudah siap, termasuk kesiapan Thailand itu sendiri.

Saudara – saudara,
Yang keempat, berkaitan dengan persoalan regional dan global tentang illegal migrants. Hari – hari terakhir ini, menjadi sorotan media masa tentang berbagai kegiatan people movement utamanya dari wilayah Timur Tengah, termasuk dari Afghanistan, menuju ke Asia Tenggara, masuk wilayah Indonesia, sebagian menuju ke Australia. Saudara mengetahui, posisi dasar Indonesia, kita ingin bekerjasama dengan negara - negara lain. Indonesia ini kebetulan menjadi tempat transit. Sekarang ini ada sekitar 2000 para pengungsi yang ada di Indonesia yang sedang kita carikan solusinya bersama - sama dengan UNHCR dan IOUN. Datang dari negara lain, melewati Indonesia, ingin menuju ke negara lain, sebagian masih menetap di negeri kita. Kita mengembangkan multilateralisme. Tanggal 14 -15 April yang lalu, di Bali dilaksanakan Bali Conference, yang dihadiri oleh banyak negara termasuk termasuk badan-badan internasional yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri kita bersama Menteri Luar Negeri Australia dan menghasilkan suatu kesepakatan yang baik untuk lebih mempererat kerja sama dengan sebaik - baiknya termasuk membahas pengungsi Rohingya yang kita ingin ada solusi, banyak yang ada di negeri kita sekitar 400 orang. Dan bahkan untuk saudara ketahui, kalau tahun lalu, jumlah illegal migrants yang datang ke Indonesia itu antara bulan Mei sampai Desember hanya sekitar 100 sekian, sekarang hanya dalam kurun waktu 4 bulan, Januari, Februari, Maret, April ada 600 sekian. Kenaikan yang tinggi. Sebagian besar berasal dari Afghanistan.
Oleh karena itulah kita harus lakukan langkah - langkah yang tepat. Tadi pagi, saya berbicara cukup lama dengan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd untuk sebuah kerja sama bilateral untuk menghadapi semua ini. Australia salah satu negara tujuan, Indonesia adalah negara transit. Diperlukan kerja sama yang baik untuk mencari solusi yang terbaik. Dan kami berdua menyadari memang ada peningkatan jumlah pendatang ini karena barangkali situasi di Afghanistan, situasi di negara-negara itu maupun krisis perekonomian global yang kita rasakan dewasa ini. Oleh karena itu, kita berharap bisa kerja sama dengan semua negara, termasuk Malaysia, karena banyak sekali yang datang dari Malaysia, terbang mendarat di Malaysia, dari Malaysia lewat laut menuju perairan Indoensia. Kebanyakan di wilayah Sumatera ataupun Jawa Barat sampai ke Nusa Tenggara Timur.

Saudara mengetahui pula beberapa hari yang lalu ada yang dapat diketahui ada di Cilegon. Saya sudah menghubungi Kapolri tadi pagi, saya melihat di televisi, saya membaca di koran, bahwa mereka dengan keluarganya, anak – anak yang kecil, datang dari tempat yang jauh dengan alasan keamanan, keselamatan jiwanya, dia terdampar di Indonesia. Dan saya sudah instruksikan untuk berikan bantuan kemanusiaan sebaik-baiknya. Tempatnya, makanannya, minumannya, karena saya melihat langsung tadi wajah dari mereka - mereka termasuk anak - anak yang kecil – kecil, saya ingin kita memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi, memberikan bantuan kemanusiaan, humanitarian assistance, sambil mencari solusi bersama - sama dengan lembaga – lembaga dunia termasuk dengan negara-negara asal mereka semua. Yang penting keselamatan siapapun patut untuk kita perhatikan dengan sungguh-sungguh. Itu berkaitan dengan permasalah illegal migrants sekarang ini.

Saudara – saudara,
Sekarang langsung kepada isu politik dalam negeri, barangkali yang lebih seru di mata wartawan. Baik, ini ada dua set. Biar saya jelaskan lebih utuh begitu.
Ini keringatan karena panas ya, bukan karena persoalan memilih Wapres.
Tapi sebelumnya, ini yang dari wartawan, dari Kompas, saudara Wisnu, ada saudara Wisnu disini? Ada Investor Daily dari Novi ada? Ada RCTI, Tody mana? Baik dari Detik.com Luhur? Dari SCTV, Achir? Dari TVOne tidak disebutkan namanya disini, baik. Seputar Indonesia Rarasati? Dari Jurnal Nasional, Rizky?
Pertanyaan ini banyak yang sama. Sama betul, soal Wapres, kriteria Wapres, politisi atau teknokrat? Hampir semuanya sama, berarti memang topiknya sedang in. Tapi ada juga yang berbeda, yang akan saya jawab yang berbeda – berbeda, sedangkan yang sama sekaligus bisa dijawab belakangan.
Masalah DPT tidak ada urusannya dengan kompleksitas Pemilu, bagaimana menjelaskan adanya kekisruhan itu? Benar, dan masalah Pemilu bukan hanya masalah DPT saja. Permaslahan yang dihadapi tidak boleh direduksi hanya urusan DPT. Kompleksitas Pemilu sudah saya jelaskan dibandingkan 2004, 1999, jumlah partai politik, suara terbanyak, nomor urut, kemudian juga ada parliamentary threshold dan sebagainya. Hampir pasti, penghitungannya akan rumit, hampir pasti waktu untuk menghitungnya menjadi lebih lama, dan banyak hal.
DPT sudah saya jelaskan dan saya ingin yang lebih berbicara ini KPU, urusan DPT. Saya menjelaskan, karena sudah menjadi perhatian utama publik sebagai kepala negara tentu saya juga ikut menjelaskan persoalan yang sesungguhnya.
DPT pun ada perbedaannya antara 2004 dengan 2009. Dulu yang aktif itu KPU, yang aktif sekarang diharapkan masyarakat, itupun ada perbedaannya. Oleh karena itu, saya tidak ingin perpanjanglebarkan. Yang jelas, semua tahu, ada permasalah DPT, saya sudah sampaikan pandangan saya, [ara gubernur sudah bicara, KPU yang kita harapkanbekerja lebih keras lagi dengan bantuan kita semua. Karena menurut Undang - Undang, semua ikut dalam proses pemutakhiran. Oleh karena itu, mari jalankan semua kewajiban agar tidak meleset lagi urusan DPT pada pemilihan presiden yang akan datang.
Saya terus memastikan bahwa program - program pemerintah termasuk program di daerah terus dilaksanakan dengan baik. Kita harus mampu mengelola dua - duanya, mengelola persoalan politik, menjalankan misi politik dalam Pemilu ini tetapi tidak meninggalkan tugas pokoknya, yaitu menjalankan tugas – tugas pemerintahan terutama mengelola permasalahan ekonomi. Stimulus package juga kita pastikan untuk terus mengalir. Kemarin sudah dicek di dalam sidang kabinet paripurna. Menteri Keuangan melaporkan di sidang, bagaimana daya absorbsi dari masing – masing kementrian untuk mengalirkan stimulus package itu. Saya sudah garis bawahi untuk tetap menjaga timeline agar semuanya bisa terlaksana dengan baik.
Apakah untuk tahun 2009 – 2014 juga diterapkan pembagian kerja antara RI1 dan RI2 seperti yang telah dilakukan pada tahun 2004? Ini pertanyaan menarik dan saya bersyukur karena muncul pertanyaan ini. Karena saya ikuti terutama 2, 3 tahun yang lalu, seperti yang beredar dimana – mana ada pembagian pekerjaan. Wapres ekonomi, presidennya yang lain. Saya jelaskan nanti. Dan sesungguhnya tidak seperti itu. Supaya gamblang, karena sekaligus nanti mengait kepada bagaimana hubungan presiden dan wakil presiden menurut Undang – Undang Dasar 1945 yang harus kita rujuk bersama.
Partai- partai mana yang akan bekerja sama dengan Partai Demokrat? Partai Demokrat telah membentuk tim yang disebut ”Tim Sembilan” yang dipimpin oleh Ketua Umum Partai Demokrat, bukan saya. Tentu ”Tim Sembilan” wajib berkonsultasi dan melapor kepada saya, selaku Ketua Dewan Pembina. ”Tim Sembilan” terus bekerja, siang dan malam. Dan sudah cukup banyak partai - partai politik yang diajak berbicara. Untuk mulai memikirkan kebersamaan atau koalisi ke depan. Dan yang diajak bicara, karena ini bukan semata – mata kebersamaan di DPR misalnya di pemerintahan, tetapi juga mencakup sesuatu yang lebih luas, maka komunikasi politik Partai Demokrat juga ditujukan kepada semua partai yang memiliki keinginan untuk berkomunikasi dengan Partai Demokrat. Saya punya catatan, hingga hari ini yang sudah berkomunikasi dengan Partai Demokrat pertama adalah PKS, kedua Golkar, ketiga PKB, keempat PBB, kemudian ada PPPI, PDS, PDB, Pelopor, PKPI dan saya mendapat laporan dari Ketua Umum Partai Demokrat, komunikasi politik akan terus berjalan. Ini kalau bicara dengan siapa saja.
Lantas kalau lebih dari itu, koalisi yang riil seperti apa? Terutama di DPR nanti, maupun di pemerintahan, ini sedang in the making, saya belum bisa jelaskan sekarang, karena memang sedang dalam proses penjajakan dan pembangunan.


Saudara – saudara,
Ada pertanyaan yang menarik, jika SBY diperbolehkan untuk memilih, siapa lawan yang diinginkan pada pemilihan presiden? Bukan kawan, lawan ya? Saya serahkan kepada sejarah. Tidak baik saya mengandai – andaikan apalagi berharap sebaiknya lawannya ini atau lawannya itu, bisa keliru nanti. Nanti masyarakat seperti iyo.. iyo.. SBY. Kita memiliki peluang yang sama, kita punya hak yang sama. Marilah kita terima nanti seperti apa proses kompetisi yang akan terjadi pada bulan Juli mendatang.
Saya bertemu dengan Pak Amien Rais satu kali, minggu lalu. Sebenarnya begini. Kita kenal Pak Amien Rais adalah tokoh yang kritis, beliau sering mengkritik saya. Tetapi tidak berarti kami tidak ada komunikasi. Inilah indahnya persahabatan di negeri ini. Beliau kritis tepada saya tetapi sekali – sekali tetap berkomunikasi. Kemarin bertemu lagi, kami tidak membicarakan secara detail koalisi PAN – Demokrat, Capres - Cawapres dan sebagainya, tetapi kami membicarakan, alangkah baik jika kita semua setelah melalui Pemilu legislatif ini, menuju ke Pemilihan Presiden mendatang dan seterusnya melanjutkan perjalanan kehidupan bangsa lima tahun ke depan, membangun kerja sama yang baik untuk rakyat, untuk negara, membangun pemerintah yang efektif. Itulah inti yang dibicarakan dengan Pak Amien Rais. Dan saya senang karena ternyata, kita semua sesungguhnya banyak memiliki pikiran - pikiran yang sama untuk negeri ini.

Begini saudara – saudara,
Kalau kita mendengar pandangan masyarakat, pandangan politisi, padangan pengamat, SMS yang saya terima, yang diterima oleh Ibu Negara, yang diterima oleh staff, itu banyak sekali. Saudara tidak percaya ribuan, untuk urusan koalisi ini. Untuk urusan siapa Cawapres yang menurut rakyat bagus. SMS ini banyak yang datang dari berbagai penjuru tanah air dengan bahasa yang berbeda – beda, namun juga ada SMS yang seragam. Ini kok seragam ini? Dan saya mulai tahu karena terus belajar dalam kehidupan saya, mana yang SMS itu nampaknya dirancang dengan baik, mana yang spontan dari masyarakat luas. Tapi semua saya baca, semua saya dengar sebagai bahan untuk pertimbangan yang seksama.
Koalisi, saya berpendapat, tentu Demokrat juga sama, koalisi yang hendak dibangun ini bukan atas dasar kesamaan ideologi partai. Idelologi itu mungkin partai nasionalis, partai islam atau partai yang berangkat dari identitas tertentu dan sebagainya. Koalisi yang hendak kami bangun adalah koalisi yang kami semua memiliki kesamaan dalam platform dan kesamaan dalam arah kebijakan, Policy directions. Saya berpendapat ke depan, di negeri tercinta ini, platform yang sepatutnya dibangun oleh partai – partai politik dari atau sebagai bagian dari pembangunan bangsa adalah, satu pembangunan itu sendiri. Kedua demokrasi. Yang ketiga, saya menggaris bawahi keadilan.
Kalau bisa dielaborasi, yang berkoalisi mestilah memiliki komitmen yang nyata untuk betul - betul dalam pengembangan policy agenda kehidupan nasional baik dalam pemerintahan maupun dalam parlemen adalah, saya menyebut lima hal saja.
Pertama adalah agenda atau prioritas atau platform yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat, people’s welfare, program – program pro rakyat menjadi sangat penting. Yang kedua adalah, good governance. Saya menganggap belum rampung reformasi birokrasi. Harus terus kita tingkatkan, termasuk pemberantasan korupsi. Yang ketiga adalah demokrasi. Demokrasi tentu yang lebih membawa manfaat dengan etika yang tinggi. Yang keempat, saya juga menganggap sebagai platform adalah rule of law, tegaknya hukum. Termasuk law and order. Dan yang terakhir, pembangunan adalah ciri – ciri negara berkembang, maka platform kita dalam pembangunan harus lebih adil dan lebih merata. Kota - desa, antar daerah, antar provinsi, antar sektor, pertanian, industri, jasa dan sebagainya,
Kalau koalisi dibangun atas dasar itu, maka ruangnya menjadi lebih pantas dan kemudian kita tidak terhalang oleh sekat - sekat ideologi dan kemudian Insya Allah pemerintahan akan betul - betul efektif karena kita sepakat itulah agenda, itulah platform yang harus dijalankan bersama.
Setelah saya menjawab pertanyaan – pertanyaan yang berbeda dari para wartawan, sekarang akan saya jawab pertanyaan yang sama yang diangkat oleh saudara – saudara.
Pertama soal Cawapres. Sudah menentukan siapa atau belum? Jawabannya belum.
Apa kriteria? Kalau kriteria, boleh saya sampaikan sekarang. Ini juga, terus terang saya mendengar pikiran rakyat. Saya itu tengah malam menerima SMS, diberitahu oleh istri. Ada SMS dari Sumatera, Kalimantan, Jawa Timur dari macam – macam. Bahasanya sederhana, tetapi dalam. Nilainya itu kena dari rakyat kita. Oleh karena itulah, bahasa rakyat yang patut kita dengar itu, kita formulasikan menjadi bahasa yang sering digunakan dalam management, dalam politik, dalam istilah - istilah pemerintahan.
Pertama kriterianya, tentunya seorang pemimpin apalagi Wakil Presiden memiliki integritas yang baik. Kepribadian, personality. Ditandai dengan kekuatan moral yang tinggi, termasuk moral politik.
Yang kedua tentunya, diiperlukan kapasitas. Boleh diidentikkan denga kapabilitas. Seorang wakil presiden tentunya sebagai pembantu presiden, begitu Undang – Undang Dasar 1945. Karena ada yang salah mengerti, presiden dan wakil presiden itu mungkin dianggapnya co chairman. Karena dalam kampanye, Mega - Hasyim, SBY - JK, siapa dengan siapa. Sepertinya dianggal co chairman. Dalam Undang – Undang Dasar pasal 4, jelas sekali, presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang – Undang Dasar. Dalam menjalankan tugasnya, presiden dibantu oleh seorang wakil presiden. Dalam pasal yang lain, dibantu oleh menteri – menteri. Jadi sebetulnya itu. Tetapi meskipun hanya membantu, lain Wapres ini, karena memang dipilih oleh rakyat. Dan tentunya mesti memiliki kecakapan yang tinggi untuk mampu mengkoordinasikan dan mensinergikan pekerjaan para menteri, para anggota kabinet, segaris dengan kebijakan presiden. Tentu diharapkan punya kemampuan seperti itu. Mesti memahami banyak hal, yang dikoordinasikan masalah ekonomi, masalah politik, masalah keamanan, masalah hubungan internasional, masalah sumber daya alam, masalah energi dan sebagainya. Harus paham sistem, paham manajemen, paham ketatagenaragaan, kepemerintahan dan sebagainya.
Yang ketiga loyalitas. Loyalitas ini tentu penuh kepada pemerintah. Untuk diketahui presiden adalah kepala pemerintahan. Jadi kalau loyal kepada presiden, bukan loyal kepada pribadi, tetapi loyal sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara. Kemudian tentunya, kita semua, bukan hanya Wapres, tetapi juga presiden juga termasuk menteri, bebas dari conflict of interest. Interest nya ya menjalankan misi pemerintahan, harus bebas dari interest yang lain. Politik, ekonomi, bisnis, apapun, mesti bebas ini berlaku bagi semuanya, jajaran pemerintahan, termasuk presiden, termasuk wakil presiden, termasuk gubernur. Selama yang bersangkutan menjadi pejabat pemerintahan.
Yang keempat, acceptability. Tentu diterima oleh publik oleh publik, oleh rakyat, diterima oleh mayoritas rakyat. Bagaimana mengukurnya? Karena menteri yang mengangkat presiden, kalau wapres bersama-sama presiden dipilih oleh rakyat, oleh karena itu tugas saya, untuk mendengarkan siapa yang sesungguhnya lekat di hati rakyat. Acceptability sendiri, jangan lupa presiden dan wakil presiden satu perahu. Nakhodanya presiden, wapresnya membantu nahkoda. Oleh karena itu, orang mengatakan, chemistrynya harus bagus, dalam arti itu sebetulnya. Cocok satu sama lain.
Yang kelima, tentu saya pikir, pasangan Capres Cawapres, yang Insya Allah menjadi presiden dan wakil presiden juga berhasil dalam pemilihan presiden, tentu bisa meningkatkan kekohohan dan efektifitas dari koalisi yang ada. Koalisinya belum terbentuk secara formal, partai – partai mana, disitu kita pikirkan besama untuk kita pikirkan bersama koalisi itu untuk kebaikan atau efektifitas dari pemerintahan, tetapi kalau dikatakan ya kriteritanya 4+1, empat yang pertama itu yang fundamental yang prinsip.
Sudah saya jawab tadi pertanyaan tentang sudah atau belum? Yang paling mudah, belum begitu. Kemudian kriterianya seperti itu. Kalau perlu mau dikirim lewat SMS itu, ini saja pak, orangnya begini pak. Saya selalu berbaik sangka kepada semua orang. Kita cocokkan dengan kriteria yang pas nanti suara rakyat.
Pertanyaan berikutnya lagi adalah, koalisi Demokrat – Golkar, seperti apa perkembangannya, sharingnya dan sebagainya?
Terus kita lakukan komunikasi antara Partai Golkar dengan Partai Demokrat. Sebagaimana pula antara Partai Demokrat dengan partai – partai politik yang lainnya, untuk membicarakan seperti apa format atau kerangka koalisi itu, termasuk platform yang dipikirkan Partai Demokrat. Sharingnya di pemerintahan dan di parlemen atau DPR. Ada yang berpendapat harus saling menguntungkan. Ya menguntungkan disini harus dimaknai membawa kebaikan bersama, jangan dilihat untung rugi seperti kalau kita jual beli semata begitu, malah tidak bagus. Tetapi dia menguntungkan untuk stabilitas, efektifitas dari pemerintahan dan dari pembangunan kita.

Saudara – saudara,
Saya ingin mengingatkan dalam politik kita harus pragmatis. Sudahlah tidak usah banyak teori yang penting pragmatis, nyata. Setuju, tapi pragmatisme itu tetap dengan visi. Pragmatisme itu tetap dengan nilai – nilai. Kalau pragmatisme tanpa nilai, itu bisa menjadi oportunis. Kalau politik terlalu diwarnai dengan oportunisme dalam arti yang negatif, tidak bagus. Marilah kita cari paduan pragmatisme tetapi dalam kerangka sistem kepantasan, nilai, tetap dalam visi yang sama - sama kita bangun secara logis.
Pertanyaan berikutnya lagi, bagaimana tanggapan saya terhadap keberatan PKS jika SBY menggandeng JK lagi?
Saya mendengar semua pikiran yang ada di masyarakat luas termasuk pandangan PKS, teman - teman partai politik yang lain. Tentu hak masing- - masing partai politik untuk menyampaikan pikiran dan pandangannya. Sebagaimana yang saya sampaikan tadi, saya sudah mengedepankan proses, bagaimana kita, atau saya, InsyaAllah menetapkan pasangan dengan kriteria dan pertimbangan – pertimbangan yang tepat untuk semuanya itu. Ada istilah, ini saya kutip dari pertanyaan saudara, logika dua matahari. Katanya, jangan sampai ada dua matahari. Sebenarnya hubungan presiden dan wakil presiden tidak mungkin menjadi dua matahari. Seperti tadi itu masing - masing paham tentang otoritas, tentang tugas dan kewajibannya, mengerti ketentuan dasar konstitusi dan hal – hal lain. Saya tidak takut dan tidak khawatir terhadap kemungkinan matahari kembar. Tetapi yang penting semua harus mengerti kewenangan, tugas dan tanggung jawabnya masing - masing. Tapi semua pandangan itu saya dengar dengan baik dari siapapun, tentang apapun.
Pertanyaan yang lain adalah, ada yang meragukan bagaimana Demokrat bisa naik hampir 300%? Teorinya pasti curang. Kalau soal curang dan tidak curang, sudah saya jelaskan. Pertanyaan saya, bagaimana caranya curang andaikata Demokrat ingin curang, meskipun itu unthinkable, tidak pernah terlintas curang. Terus bagaimana curangnya? Kalau ada yang bisa menunjukkan ke saya, apalagi dengan bukti, saya minta masukkan ke Bawaslu, masukkan ke Panwaslu, kalau ada yang curang, yang ini, yang itu. Tetapi kalau secara sistematik, secara konseptual, ada partai politik yang bisa membiki kecurangan itu jalannya seperti apa? Dimana KPU, dimana Panwaslu, dimana yang lain dan sebagainya? Tetapi yang menarik adalah, apa iya sebuah partai bisa seperti itu?
Saya punya catatan saudara, saya cari sebentar ya. Dulu, begini, saya punya pendapat, dalam perjalanannya dari satu Pemilu ke Pemilu yang lain, asalkan Pemilu itu fair, tidak dengan rekayasa. Bisa ada up and down. Golkar tahun 1997, perolehannya 74,5%. Tahun 1999 menjadi 22,5%. 2004 21,6%. Sekarang 14,4% sementara. Iya barangkali memang masyarakat kali ini yang memilih Golkar ya segitu. Ditanyakan kepada rakyat.
PDI-P, waktu PDI seingat saya, 1990 itu 3%. 1999 menjadi 33,8%. Apa luar biasa? Apa curang? Jelas tidak curang. Karena memang circumstances waktu itu 1998 – 1999, Ibu Megawati populer dan kemudian barangkali rakyat ingin menyampaikan suaranya kepada PDI Perjuangan. 2004 turun 18,5%, Golkar kembali menjadi nomor satu waktu itu. Bisa terjadi, it could happen. Nah tahun 2009, PDI-P menjadi 14,4%. Barangkali sekarang seperti itu.
Partai Demokrat, 2004 7,4%, Alhamdulillah. Jauh dibawah PDI Perjuangan, jauh di bawah Golkar. Tapi kami bersyukur. Kalau lihat kampanye – kampanye ke daerah – daerah sepertinya besar sekali Partai Demokrat, tetapi ternyata tidak............
Ini bisa berubah semua, we do not know seperti apa. Jadi bagi saya, naik dan turunnya perolehan sebuah partai politik bisa saja terjadi. Tidak serta merta langsung oh aneh ini, pasti curang, dan sebagainya.
Pertanyaan kesepuluh, bagaimana pandangan saya atas sebuah partai politik yang mengatakan, suaranya harusnya jauh lebih besar dibandingkan hasil dalam quick count ataupun dalam pemungutan suara? Bagaimana tahunya? Tidak cukup dengan KTP, tidak cukup dengan daftar anggota, tidak cukup dengan oh sudah ketemu saya kok, pasti saya memilih. Bagaimana tahunya? Suami, istri, anak, mertua, kemenakan, waktu masuk ke bilik, apa yakin semuanya milhnya sama? Bisa juga beda. Apalagi RT, RW, Kabupaten, Kota, Provinsi, negara. Bisa beda – beda, we do not know, hanya Allah yang tahu dan diri kita sendiri.
Begini, hati – hati untuk mengklaim pasti besar, karena anggota saya besar. Begini, saya 20 tahun di TNI, kalau berpikirnya seperti seorang panglima, sudah saya perintahkan, sudah saya instruksikan prajurit, maju, maju, mundur , mundur, kanan, kanan, kiri, kanan. Organisasi politik, demokrasi, election tidak bisa seperti itu. Sudah saya perintahkan kalau ada yang begitu. Atau dahulu sekali dalam alam perbudakan, kalau seseorang budak sudah dibeli pasti mengikut. Politik tidak bisa beli membeli sebenarnya. Apa iya demokrasi itu tumbuh subur dengan membeli konstituen. Kalau sudah dibeli pasti memilih partai ini partai itu. I dont believe it. Oleh karena itu, hati – hati untuk mengklaim apalagi lantas pasti curang yang itu. Karena ini meleset, yang itu curang.
Masih ada pertanyaan berikutnya lagi. Bagaimana tanggapan SBY terhadap provokasi terhadap kalau Pemilu curang, akan ada revolusi? Ya, beginilah, sudah saya ini percaya pada rule of law. Percaya pada kebenaran. Percaya kepada keadilan. Semua sistem ini bekerja. Jadi rakyat ktia ini jangan under estimate. Salah besar kalau rakyat dianggap tidak tahu, rakyat mudah dihasut, dibegitukan saja, tidak semudah itu, keliru. Saya mengatakan dalam pidato saya tiga hari yang lau, kita belajar dari rakyat. Kampanye tertib, kampanyenya aman, kampanyenya bagus, tidak ada benturan, tidak ada insiden. Rakyat makin dewasa, makin ahli. Kita harus belajar kepada rakyat, seperti itu. Revolusi itu, ini pendapat SBY pribadi, tidak bisa begitu saja dibuat, dibikin. Tahun 1966 ada perubahan besar dulu di Indonesia, sebagian barangkali belum lahir, karena memang ada prakondisi yang negara ini memerlukan perubahan besar. 1966. 1966. 1998 terjadi lagi peruibahan besar, orang mengatakan revolusi damai, karena barangkali mesti ada perubahan yang lebih terjadi di negeri tercinta ini, kehendak rakyat. Nah revolusi tidak bisa muncul karena kehendak elit, kehendak sebagian orang. Jadi, dunia mengajarkan seperti itu, sejarah mengajarkan seperti itu. Oleh karena itu, saya tidak terlalu tertarik untuk bicara revolusi ini revolusi itu. Tetapi yang jelas, kita bertahun – tahun memperbaiki keadaan keamanan dalam negeri kita ini. Marilah kita rawat dengan baik – baik, ada masalah kita selesaikan secar damai. Kita carikan solusinya secara damai.
Yang terakhir, nah ini betul – betul kebanyakan yang. Apa mungkin Partai Demokrat koalisi dengan PDI Perjuangan? Nah ini betul – betul. Begini, hampir pasti, Ibu Megawati akan berkompetisi kembali dengan saya. Hampir pasti. Mungkin juga dengan Capres – Cawapres yang lain. Dalam kompetisi tentu ada yang berhasil, ada yang tidak berhasil. Ktia juga belum tahu jalannya sejarah, kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Nah, ke depan, anak bangsa, komponen bangsa, apapun masa lalunya, itu secara politik bisa saja melakukan kerja sama untuk kepentingan bangsa dan negara. Dalam politik itu, everything is possible. Tetapi saya, saat ini, hari ini, harus mengemukakan, kami berada dalam wilayah kompetisi yang saya katakan tadi, hampir pasti, hampir pasti akan ada kompetisi, kemudian ke depan, apakah setelah kompetisi itu bisa, yang tadinya berkompetisi bisa bersama – sama, itu kuasa Tuhan, itu berpulang kepada anak – anak bangsa, berpulang kepada kita – ktia semua. Apakah kita di waktu yang lalu, berkompetisi, ke depan bekerja sama, berikutnya lagi bisa berkompetisi lagi, beroposisi lagi, ya kita serahkan pada perjalan sejarah. Tetapi, in politics, everyting is possible, tetapi we have to be realistic, sekarang ini, sampai ada perubahan – perubahan yang terjadi di masa depan.
Itulah saudara – saudara yang ingin saya sampaikan, sudah cukup lama, satu. Kenapa? Oh iya, pembagian tugas tadi ya?
Yang tanya Detik.com ini ya? Apa punya calon Detik.com ini kira – kira?
Begini, yang jelas, saya dengan Pak JK, selama empat setengah tahun ini mengemban tugas bersama, banyak yang kami capai di dalam pemerintahan, banyak pula yang belum bisa dihasilkan dalam pemerintahan yang saya pimpin sekarang ini. Persoalannya kompleks, belum krisis dunia datang dan ini dan itu, tetapi semuanya saya pertanggungjawabkan, semuanya bisa saya jelaskan kepada rakyat.
Nah tentang pembagian tugas ini, banyak misunderstanding di luar, saya tidak tahu dari mana sumbernya. Pak kan ekonomi Pak Jusuf Kalla, bapak kan urusannya politik dan keamanan? Saya, dari mana? Begitu pak yang diketahui oleh publik. Tapi saya tidak ingin dahulu menanggapi yang begitu – begitu, untuk apa sudahlah, biar mengalir saja, wong kami bekerja bersama – sama dalam kabinet dalam pemerintahan, tetapi ini akan ada pemilihan presiden dan wakil presiden lagi, dua bulan lagi, muncul lagi permasalahan ini, baik kalau saya jelaskan.
Sebenarnya, ada juga yang menyampaikan, Pak ada pak noktah kesepakatan Bapak itu beredar, kontrak politik itu. Ada yang pernah baca? Katanya begitu. Karena saya pernah menulis surat kepada beliau, dahulu sebelum maju sebagai pasangan Capres dan Cawapres, berbincang – bincang bagaimana bagusnya kalau Insya Allah terpilih menjadi presiden dan wakil presiden dalam pemilu waktu itu. Dengan jernih kita pikirkan sehingga pada tanggal 16 April, saya menulis surat dahulu kepada beliau. Suratnya baik untuk bagaimana paduan antara presiden dan wakil presiden itu bisa efektif dalam pemerintahan dimana kami berdua berada. Ada tiga pasal yang berkaitan dengan itu. Karena menurut saya hal – hal seperti ini masih valid, masih bisa di dijalankan ke depan, bagaimana contoh apa masih ada seperti dulu, pembagian kerja dan sebagainya. Saya akan jelaskan bahwa, paduan itu penting, sinergi itu penting agar pemerintahan bisa berjalan secara efektif, tetapi tentu tidak pernah mengkavling – kavlingkan wilayah ekonomi, politik, keamanan, kesejahteraan, dalam negeri, luar negeri, seperti itu.
Ada poin begini ya, ini kalimat utuhnya adalah membangun kembali Indonesia pasca krisis, menuju kehidupan bangsa yang lebih aman dan damai, lebih adil dan demokratis, serta lebih sejahtera, diperlukan pemerintahan yang efektif yang bekerja atas landasan sistem, manajemen dan kepemimpinan yang efektif yang sekaligus mencerminkan praktek tata pemerintahan yang baik, good governance. Kita bertekad untuk membentuk pemerintahan seperti itu yang sekaligus memiliki agenda dan prioritas yang tajam agar kondisi kehidupan nasional 5 tahun mendatang dapat dibangun lebih baik.
Butir berikutnya lagi, keberhasilan sebuah pemerintahan atau kabinet sangat ditentukan oleh paduan peran, wewenang dan tanggung jawab antara presiden dan wakil presiden. Di samping harus tetap merujuka pada wewenang, tugas dan tanggung jawab yang diatur dalam konstitusi, Undang – Undang Dasar 1945, disepakati bahwa sebagai calon wakil presiden, saudara Jusuf Kalla akan diperankan secara signifikan dan tidak sekedar berfungsi sebagai ban serep. Jadi kalau Pak Jusuf Kalla berperan luas, dibandingkan dengan wakil – wakil presiden sebelumnya memang, by my desire. Diberikan tugas - tugas yang lebih dan bukan sekedar ban serep. Peran, wewenang dan tanggung wakil presiden yang dimaksud, pada garis besarnya adalah peran sebagai kepala staff kabinet. Kepala staff, tidak sama dengan CEO. Karena kepala staff tidak mengambil keputusan. Kalau CEO mengambil keputusan ,tidak sama pula dengan perdana menteri dengan presiden. Perdana menteri running the government, begitu. Yang bertugas untuk mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pekerjaan para menteri dan anggota kabinet lainnya, sesuai keputusan, kebijakan dan arahan presiden.
Sesuai dengan kapasitas dan pengalaman saudara Jusuf Kalla, saya sampaikan kepada beliau, wakil presiden juga akan diperankan untuk lebih menangani bidang – bidang tertentu. Lebih menangani bidang – bidang tertentu seperti pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, percepatan pembangunan kawasan Timur Indonesia dan lain – lain yang akan ditentukan oleh presiden. Jelas tidak ada ekonomi, ini politik, ini keamanan, yang itu hubungan luar negeri, yang sana dan sebagainya. Paduan.
Kerangka seperti ini, menurut saya masih valid, paduan yang baik, tetap merujuk pada Undang – Undang Dasar 1945, tetap memahami hakekat siapa pengambil keputusan dan siapa bukan pengambil keputusan. Saya kita gamblang, terang benderan disini, dengan demikian, jawabannya, kalau pembagian pekerjaan dimaknai seperti itu, masih diperlukan kejelasan untuk itu. Sebab betul – betul bukan hanya ban serep. Tetapi dengan pemahaman tadi,supaya tidak ada istilahnya PKS, dua matahari, istilahnya SMS yang masuk ke saya, kalau kapal dua nahkoda nanti kanan nanti kiri dan sebagainya. Saya berharap semuanya menjadi lebih jelas, pembelajaran politik yang baik, pembelajaran demokrasi dan pemerintahan yang baik

Demikianlah saudara – saudara,
Saudara sudah makan, saya belum. Oleh karena itu, sebaiknya saya akhiri, terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.


Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan
To Continue Read, Click Here...

Masyarakat Tak Perlu Panik Flu Babi

Posted by AnJeLaNeT Palangkaraya at Tuesday, April 28, 2009 0 comments

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Senin (27/4) sore memanggil Menko Kesra Aburizal Bakrie dan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari ke Kantor Kepresidenan, untuk membahas langkah-langkah mencegah masuknya penyakit flu babi (H1M1) yang saat ini penularannya telah terjadi Meksiko Utara, Amerika Serikat dan Kanada.
Usai bertemu Presiden SBY, Aburizal mengatakan agar masyarakat tidak panik soal penyakit flu babi ini, sebab pemerintah telah menyiapkan semua yang diperlukan apabila terjadi suatu wabah. ”Kita juga terus memantau dan berkomunikasi terus dengan Amerika, Meksiko dan Kanada, WHO, ASEAN dan sebagainya, untuk menghadapi virus flu babi ini. Dan kita mendapat konfirmasi bahwa virus ini telah menular dari manusia ke manusia, sehingga kita harus betul-betul hati-hati, tapi kita tidak perlu panik ,” ujar Aburizal dalam keterangan persnya.


" Kita juga menyiagakan seluruh jaringan kesehatan dan 9 laboratorium yang mempunyai kapasitas melakukan pengujian agar cepat dilakukan respon. Partisipasi respon, dan Desa Siaga dari Departemen Kesehatan serta jaringan lainnya untuk surveilance. Jadi apapun yang mempunyai gejala-gejala influenza kita lakukan suatu surveillance,” ujar Aburizal
” Untuk pendatang ke Indonesia khususnya dari Amerika Utara, dimana Singapura sebagai negara transit juga ada 10 thermografi scanner yang telah dipasang Departemen Kesehatan di bandara-bandara besar di Indonesia, dan saat ini telah operasional. Kemudian kepada semua penumpang, tidak terkecuali, akan ditanyakan apakah saudara pernah datang dari Meksiko, Amerika Serikat, Kanada dan sebagainya, sehingga kita memiliki data-data penumpang ke Indonesia. Begitu pula yang akan berangkat ke Amerika Utara atau Amerika, diberikan advice bagaimana mereka menjaga dirinya, seperti menjaga kebersihan, dan tidak berada pada daerah-daerah yang padat kerumunan, seperti kerumunan basket ball dan sepak bola,” ujar Aburizal.
Menurut Aburizal, Presiden SBY telah menyetujui pelarangan sementara impor daging babi dan produk-produknya, sampai ada informasi lebih jelas soal virus flu babi ini. "Sebab kasus ini merebaknya baru dua minggu. Selain itu pertenakan babi dan lingkungan sekitarnya dilakukan surveilance.” Kita juga karantina hewan baik ekspor maupun impor antar daerah ,” kata Aburizal Bakrie. (win)
To Continue Read, Click Here...

 

News © 2008 using D'Bluez Theme Designed by Ipiet Supported by Tadpole's Notez Based on FREEmium theme